A. Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam
Kepemimpinan dalam Islam merupakan sebuah ajaran Islam yang dapat memberi sibghah (corak) dan wijhah (arah) kepada pemimpin, agar dapat merubah pemikiran atau sikap yang menghambat kemajuan dari perorangan maupun masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pemimpin, terlebih dulu secara simple harus dibuat bagaimana seharusnya pola tingkah seorang pemimpin. Bila ternyata keadaan itu tidak sesuai maka terjadilah kegagalan atau krisis kepemimpinan. Dalam kepemimpinan diperlukan adanya unsur pemimpin, yakni yang mempengaruhi tingkah laku pengikut-pengikutnya dalam suatu situasi. Ia mampu memberikan sibghah dan wijhah,bentuk warna dan arah, yang dilakukan dalam proses pengaruh mempengaruhi melalui komunikasi. Tercapainya tujuan dalam membina dan mengembangkan suatu masyarakat,maka diperlukan pemimpin yang berkarakter sesuai dengan keperluan pada , di antaranya:
a. Karakteristik kepemimpinan intern golongan islam
b. Karakter pemimpin dalam intern ummat Islam yang memimpin golongan Islam secara keseluruhan.
Menurut Al-Ghazali dalam buku Sjadzali, kriteria pemimpin antara lain dewasa, memiliki pikiran sehat, bukan hamba sahaya, laki-laki, memiliki mata dan telinga sehat,
nyata kekuasaannya, memiliki pemikiran cerdas dan kreatif, suka bermusyawarah, menerima saran dan kritik, berilmu, dapat mengendalikan diri dari perbuatan tercela.(Sjadzali, 1993: hlm. 135). Dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan pada tahap pertama mudah terlihat gaya kepemimpinan, kemudian mengerucut menjadi tipe-tipe kepemimpinan (Nawawi, 1993: 153). Pada hal ini secara teoritis dapat dibedakan tiga gaya kepemimpinan, yaitu:
a. Mengutamakan Pelaksanaan Tugas
Kepemimpinan ini didasari asumsi tugas pemimpin adalah memacu anggotauntuk
melaksanakan tugas secara maksimal. Gaya ini berpola mementingkan pelaksanaan tugas melebihi berbagai kegiatan lainnya dalam kehidupan berorganisasi.
b. Mengutamakan Kerjasama
Kepemimpinan ini mengutamakan kerja sama antar anggota.
c. Mengutamakan Hasil
Kepemimpinan ini mementingkan hasil akhir yang harus dicapai dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Pemimpin menaruh perhatian yang besar dan keinginan yang kuat untuk mencapai hasil yang maksimal.
Secara operasional, suatu kepemimpinan berlangsung secara bersamaan, tetapi akan menunjukkan salah satu gaya yang menonjol, tetapi ada gayagaya lain sebagai penunjang. Dalam keadaan seperti itu,makagaya kepemimpinan yang terjadi secara kondisional dapat dibagi menjadi delapan,
yaitu (Nawawi, 1993: 153-160):
1. Otokrasi
2. Otokrasi yang Disempurnakan (Benevolent Autocrat)
3. Birokrat
4. Pelindung dan penyelamat (Missionary)
5. Berorientasi pada kemajuan dan pengembangan organisasi
6. Eksekusif (pelaksana)
B. Tipe Kepemimpinan Pendidikan Islam
Tipe kepemimpinan pendidikan merupakan sebuah asumsi pemimpin dalam bidang
pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaan yang menampakkan perilaku pemimpin, tabiat dan tindakan dari kegiatan pimpinan yang digalakkandalam lembaga pendidikan atau unit administrasi pendidikan yang dipimpinnya akan mempengaruhi situasi kerja, moral kerja anggota staf, sifat hubungan-hubungan kemanusiaan diantarasesamanya dan dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan dari lembaga atau unit administrasi pendidikan.
Adapun tipe kepemimpinan pendidikan islam, meliputi :
1. Tipe otoriter Dalam tipe kepemimpinan otoriter, pimpinan melihat bahwa ia menonjol dan
merasa lebih baik dibandingkan bawahannya. Anggota dipandang rendah. Pemimpin menonjolkan dirinya yang paling berkuasa, pintar dan benar. Perintahnya tidak boleh
ditolak, harus dipatuhi.Tipe kepemimpinan ini cenderung berdampak
negatif dalam berjalannya organisasi termasuk dalam ranah pendidikan.
2. Tipe bebas (laissez faire)
Pada tipe kepemimpinan ini, atasan membebaskan anggota dalam prosedur pelaksanaan pekerjaan. Mereka membuat ketetapan, menetapkan langkah-langkah kerja, memutuskan anggota yang akan diajak bekerjasama. Dapat disimpulkan, ketetapan mengenai cara, strategi kerja dalam pemutusannya menjadi kebijakan anggota secara penuh
3. Tipe demokratis
tipe kepemimpinan demokratis adalah tipe kepemimpinan yang mana pemimpin tidak
bekerja sendiri, membagi tugas-tugas secara tuntas, selalu melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan penting melalui rapat atau musyawarah, kemudian dalam bekerja tidak ada perasaan takut dan tertekan sedang pemimpin dihormati dan disegani. Kepemimpinan demokratis memihak pada kebutuhan anggota organisasi yang berlandaskan asas membela kebenaran dan keadilan demi tercapainya tujuan bersama. Asas tersebut sesuai pandangan Islam dimana memprioritaskan pada sikap yang dapatmembedakan hal ihwal haq dan yang bathil.
4.Tipe kharismatik
Tipe kepemimpinan ini disimpulkan sebagai keahlian dalam memakai kestimewaan
pada individu untuk mempengaruhi daya pikir, emosi dan tabiat orang lain, maka bathin mengagumi dan menghormati pimpinan kemudian mampu melaksanakan tugas sesuai kehendak pimpinan. Tipe ini mempunyai kemampuan, daya pikat dan wibawa sehingga dapat menarik pengikutnya. Seorang pemimpin yang memiliki kharisma dan beriman, selalu menyadari dan mensyukuri kelebihan dalam kepribadiannya sebagai pemberian Allah SWT. Oleh karena itu akan selalu pula digunakannya untuk mengajak dan mendorong orang-orang yang pimpinnya berbuat seseuatu yang dridhoi Allah SWT dalam rangka memakmurkan bumi, sebagai tugas kekhalifahannya yang telah di firmankan Allah swt dalam surat al 'anaam ayat 165
5. Tipe agigator
Pada tipe ini dilakukan dengan memberikan tekanan-tekanan, mengadu domba, menimbulkan dan mempertajam perselisihan, memecah belah dan menghasut anggota organisasi dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi pimpinan dengan atau tanpa kelompoknya. Kepemimpinan ini sering ditemui di bidang politik kepartaian. Agitasi harus diwaspadai oleh para pemimpin Islam, karena tidak mustahil ada pemimpin agitator di dalam atau luar organisasinya.
6. Tipe pengayom (headmanship)
Tipe ini mengidentikkan seorang pemimpin yang selalu bersedia melakukan semua tugas demi kebutuhan organisasi. Pemimpin yang selalu berada paling depan sebagai pelindung, pembela dan memiliki rasa juang yang tinggi demi kepentingan organisasi.Pemimpin dengan tipe ini sebagai orang beriman, dalam mengayomi, menjadi pelindung, pembela dan mampu berjuang demi kepentingan organisasi, menyadari
bahwa keahliannya memiliki batas dan ia sadar bukan makhluk yang sempurna.
7.Tipe organisatoris
Tipe ini ditunjukkan dengan keahlian mengelola serta mengkolaborasi pekerjaan dan melakukan aktivitas organisasi dengan tujuan yang jelas (Nawawi, 1993: 180).Pimpinan pada tipe ini dapat mengorganisir secara terencana, sistematis, tertib yang menerima berbagai saran dari anggota dalam maupun luar. Pemimpin mengetahui secara tepat posisi dan peranannya di dalam organisasinya dan selalu mampu mewujudkan kegiatan sesuai dengan posisi