KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

 KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Kepemimpinan dalam konsep al-Qur’an disebutkan dengan istilah Imamah, pemimpin dengan istilah imam. Al-Qur’an mengkaitkan kepemimpinan dengan hidayah dan pemberian petunjuk pada kebenaran. Seorang pemimpin tidak boleh melakukan kezaliman, dan tidak pernah melakukan kezaliman dalam segala tingkat kezaliman: kezaliman dalam keilmuan dan perbuatan, kezaliman dalam mengambil keputusan dan aplikasinya.

Kepemimpinan diidentikkan pula dengan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini adalah, Pertama; kepemimpinan melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut. Kedua; kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang. Ketiga; adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya.

Sebagai wujud kesempurnaan, manusia diciptakan oleh Allah swt memiliki dua tugas dan tanggung jawab besar. Pertama, sebagai seorang hamba ('abdullah) yang berkewajiban untuk beribadah sebagai bentuk tanggung jawab ubudiyyah terhadap Tuhan sebagai pencipta. Kedua, sebagai khalifatullah yang memiliki jabatan ilahiyah sebagai pengganti Allah swt dalam mengurus seluruh alam. Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian, melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan, baik untuk dirinya maupun untuk makhluk yang lain.

Pemimpin dalam pandangan al-Qur’an sebenarnya adalah pilihan Allah SWT, bukan pilihan dan kesepakatan manusia sebagaimana yang dipahami dan dijadikan pijakan oleh umumnya umat Islam. Pilihan manusia membuka pintu yang lebar untuk memasuki kesalahan dan kedzaliman. Selain itu, kesepakatan manusia tidak menutup kemungkinan bersepakat padaperbuatan dosa, kemaksiatan dan kedzaliman. Hal ini telah banyak terbukti dalam sepanjang sejarah manusia.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya.

Dalam islam ada beberapa ciri kepemimpinan, diantaranya: a) Niat yang ikhlas; b) Laki-laki; c) Tidak meminta jabatan; d) Berpegang dan konsistan pada hukum Allah; d) Senentiasa ada ketika diperlukan; e) Menasehati rakyat; f) Tidak menerima hadiah; g) Mencari pemimpin yang baik; h) Lemah lembut; i) Tidak meragukan rakyat; j) Terbuka untuk menerima idea dan kritikan

Sejarah Islam telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.

#MohammadJauharHidayat

#ManajemenPendidikanIslam5
#RepublikManajemen


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama