Pengembangan potensi pemimpin pendidikan islam

 PENGEMBANGAN POTENSI PEMIMPIN PENDIDIKAN ISLAM 

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi peeilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang di tetapkan.kepemimpinan terkadang di pahami sebagai kekuatan untuk menggerakakan dan memepengaruhi orang.kepemimpinam sebagai swbuah alat,sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita.Ada beberapa faktor yang dapat menggerakan orang ,yaitu karena ancaman ,penghargaan,otoritas,dan bujukan .

Kepemimpinan mempunyai peran yang sangat vital dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan Islam, sebagaimana gaya kepemimpinan sebagai suatu pengembangan ide dan pendekatan perilaku para pemimpin. Pemimpin bisa dikatakan berhasil jika mampu bergaya kepemimpinan yang participative management. Penekanan gaya kepemimpinan tersebut terdapat pada bawahan dan komunikasi, hal ini menandakan bahwasanya semua stakeholder akan saling menjalankan pola hubungan yang mendukung (supportive relationship). Kepemimpinan seorang pemimpin sebagai individu yang bertanggung jawab di lembaga pendidikan Islam, mempunyai kewajiban untuk berusaha agar semua potensi yang ada di lembaganya dapat di manfaatkan sebaik-baiknya demi tercapainya tujuan yang diharapkan

Kepemimpinan memiliki ruang lingkup dan sudut pandang yang cukup luas, sehingga muncul beragam definisi dari para ahli. Tidak ada definisi baku tentang arti kepemimpinan, bahkan Stogdill mengatakan "terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan. Meski demikian bukan berarti tidak ada acuan umum dalam menguraikan pengertian kepemimpinan. Memimpin berarti mempengaruhi para bawahan agar mereka mau bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur dan metode kerja yang telah ditetapkan. Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership mengemukakan bahwa: Leadership is the activity of influensing people to cooperaty toward some goal wich they come to fine desirable. (Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerjasama yang mana mereka mewujudkan kerjasamanya itu untuk mencapai tujuan yang diinginkan).

Keberadaan pemimpin merupakan orang-orang yang penting dalam menentukan tujuan-tujuan, pemberi motivasi, dan melakukan ragam tindakan ke bawahannya. Sehingga kehadiran pemimpin itu akan selalu menjadikan dirinya sebagai orang yang memimpin, pemimpin yang tidak diangkat dengan surat keputusan atau diangkat oleh kelompok non formal biasa disebut dengan pemimpin non formal. Hal ini sebagaimana peran pemimpin dalam lembaga kependidikan Islam, yakni keberadaan pemimpin dalam suatu lembaga diharapkan mampu membawa lembaga yang dibawa terutama lemb aga pendidikan Islam ke arah yang berkualitas dan efektif.

Kepemimpinan merupakan istilah yang sering dilakukan diskusi, dikarenakan dalam kepemimpinan terdapat perkembangan pola dari pemimpin menuju kepemimpinan. Era 1920-an, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi yang dimiliki oleh pemimpin untuk mengarahkan bawahan menjadi taat, hormat, setia, dan mudah bekerja sama . Sehingga istilah ini begitu familiar di pendidikan Islam, pemimpin dalam suatu umat keberadaannya sangat disegani, pemimpin Islam harus bisa membawa umatnya ke arah yang lebih baik dengan tetap berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Kepemimpinan mempunyai peran yang sangat vital dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan Islam, sebagaimana gaya kepemimpinan sebagai suatu pengembangan ide dan pendekatan perilaku para pemimpin. Pendidikan Islam dalam konteks lembaga pendidikan, harus mau terlibat dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Harus ada evaluasi diri dalam pendidikan Islam jika ingin keberadaannya sejajar dengan pendidikan nasional.

Pemimpin pendidikan Islam harus mampu memenuhi tiga syarat pokok utama yakni:

·        Kompetensi, hal ini sangat dibutuhkan oleh semua pemimpin karena tanpa kompetensi sangat mustahil ada prestasi di alamnya.

·        Integritas, pemimpin tanpa integritas atau moral yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman akan membawa dirinya dalam tindakan yang merendahkan martabat yang akhirnya tersingkir dari lingkungan sekitar.

·        Visi dan misi, yang berarti bahwasanya pendidikan Islam harus memiliki pemimpin yang mempunyai visi dan misi yang jauh ke depan. Supaya tidak ada pragmatisme sesaat di dalamnya

Terdapat tiga hal penting dalam pengembangan kepemimpinan ini, yaitu:Pengembangan kepemimpinan diarahkan terhadap suatu pengembangan kapasitas individu, atau terdapat suatu tujuan utama berupa kapasitas individu

·        Terdapatnya sesuatu hal yang mampu membikin seseorang menjadi efektif ketika berperan dan berproses dalam kepemimpinan. Setiap orang yang memiliki sesuatu kelebihan serta kekurangan dalam kehidupannya harus mampu melakukan pengambilan peran dan berpartisipasi dalam proses kepemimpinan supaya mampu melaksanakan tanggung jawabnya dalam masyarakat sekitarnya, organisasi di mana mereka bekerja, kelompok profesional di mana mereka diakui keberadaannya, tetangga di mana mereka bermasyarakat, dan seterusnya.

·        Individu dapat memperluas kapasitas kepemimpinannya. Kuncinya adalah bahwa setiap orang bisa belajar, tumbuh dan berubah.

Tiga hal tersebut menjelaskan bahwasanya pemimpin tidak hanya dari segi kharismatik dan kewibawaannya saja, namun harus ada tiga syarat di atas.

Pola yang terdapat dalam kepemimpinan memiliki empat sistem yang di jabarkan sebagaimana pemaparan Likert terhadap pola sebagai berikut:

·        Sistem pertama: Explorative Authority (Pola Otoriter yang memeras)

·        Sistem kedua: Benevolent Authority (Pola Otoriter yang baik)

·        Sistem ketiga: Consultative (Konsultatif)

·        Sistem keempat: Participative (Partisipatif)

Terdapat empat tahap yang harus dilalui oleh pemimpin pendidikan Islam dalam pengembangan kemampuan kepemimpinannya, yakni:

·        Jadi profesional dahulu (consultant leadership)

·        Jadi kepala dahulu (advance leadership)

·        Jadi senior dahulu (entry o leadership)

·        Jadi staf dahulu (emergent leadership)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya.Faktor-faktor ini tentunya juga memiliki pengaruh dalam pengembangan kemampuannya. Secara internal,seorang pemimpin dapat melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya, diantaranya:

·        Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja anggotanya.

·        Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana.

·        Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.

·        Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain.

·        Berfikir untuk masa yang akan datang.

·        Merumuskan ide-ide yang dapat diujicobakan.