Di era digital yang semakin maju, cara-cara konvensional dalam mempromosikan sebuah institusi pendidikan mulai dirasa kurang efektif. Dengan persaingan antar sekolah yang semakin ketat, terutama di kota-kota besar, sekolah harus mencari strategi baru untuk menarik perhatian calon siswa dan orang tua.
Salah satu pendekatan yang muncul belakangan ini adalah menjadikan siswa itu sendiri sebagai 'brand ambassador' atau duta merek bagi sekolah. Pendekatan kreatif ini tidak hanya bermanfaat untuk mempromosikan sekolah, tetapi juga membantu membangun identitas dan kebanggaan di kalangan siswa. Namun, adakah pendekatan ini benar-benar efektif? Dan bagaimana sekolah dapat mengimplementasikannya dengan cara yang positif?
Pentingnya peran siswa dalam promosi sekolah dapat dilihat dari cara mereka
berinteraksi di dunia maya. Siswa, terutama yang berada di usia remaja, sangat
terhubung dengan media sosial dan seringkali menjadi influencer di kalangan
teman-teman mereka. Dengan membawa konsep ‘siswa sebagai brand ambassador’,
sekolah tidak hanya mendapatkan promosi gratis dari siswa itu sendiri, tetapi
juga menjadikan mereka sebagai bagian integral dari narasi yang ingin
disampaikan sekolah kepada masyarakat luas.
Selain itu, pendekatan ini menciptakan rasa kebanggaan dan ownership
terhadap sekolah. Ketika siswa merasa menjadi bagian penting dalam menyebarkan
nilai-nilai dan budaya sekolah, mereka lebih cenderung untuk memberikan yang
terbaik. Ini juga memperkuat hubungan antara siswa dengan sekolah, karena mereka
merasa dilibatkan dalam proses branding yang selama ini mungkin dirasakan hanya
sebagai tanggung jawab manajemen sekolah atau pihak eksternal.
Namun, strategi ini bukan tanpa tantangan. Tidak semua siswa mungkin merasa
nyaman atau tertarik untuk menjadi duta merek sekolah mereka. Selain itu,
sekolah juga perlu memastikan bahwa penggunaan media sosial oleh siswa
dilakukan dengan cara yang positif dan tidak menimbulkan dampak negatif,
seperti tekanan sosial atau cyberbullying. Oleh karena itu, perlu adanya
bimbingan dan pelatihan yang baik untuk memastikan siswa tahu bagaimana cara
berperan sebagai brand ambassador dengan bijak dan bertanggung jawab.
Untuk mengimplementasikan konsep siswa sebagai brand ambassador secara
efektif, beberapa langkah strategis bisa diambil oleh sekolah. Pertama, sekolah
harus memberikan pelatihan kepada siswa mengenai etika media sosial dan
pentingnya menjaga citra baik baik diri sendiri maupun institusi tempat mereka
belajar. Ini dapat dilakukan melalui workshop atau seminar yang mengedukasi
siswa tentang cara memanfaatkan platform media sosial untuk tujuan positif,
seperti berbagi pengalaman sekolah, kegiatan positif, atau prestasi yang telah
dicapai.
Kedua, penting untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif berperan
sebagai brand ambassador. Penghargaan bisa berupa sertifikat, pengakuan di
acara sekolah, atau bahkan kesempatan untuk mewakili sekolah dalam event
tertentu. Ini akan memotivasi siswa lainnya untuk ikut terlibat dalam promosi
sekolah.
Ketiga, sekolah perlu menciptakan konten kreatif yang melibatkan siswa,
seperti video atau artikel yang menceritakan pengalaman mereka belajar di
sekolah. Konten ini bisa diposting di berbagai platform media sosial sekolah
dan siswa, yang nantinya dapat dibagikan lebih luas oleh siswa yang terlibat
sebagai brand ambassador. Konten yang autentik dan menyentuh hati akan lebih
mudah menarik perhatian calon siswa dan orang tua.
Keempat, sekolah juga dapat menggandeng alumni untuk menjadi bagian dari
kampanye promosi. Alumni yang telah sukses dalam berbagai bidang bisa menjadi
contoh nyata bahwa sekolah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan
mereka. Mereka bisa berbagi cerita tentang pengalaman mereka di sekolah, yang
tentunya akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan citra sekolah di mata
masyarakat.
Menerapkan konsep siswa sebagai brand ambassador dalam promosi sekolah adalah pendekatan yang kreatif dan potensial untuk meningkatkan daya tarik dan citra sekolah. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan peran aktif siswa, sekolah dapat menciptakan kampanye promosi yang lebih autentik dan mendalam. Namun, untuk memastikan bahwa pendekatan ini berjalan dengan baik, sekolah perlu memberikan bimbingan yang tepat kepada siswa, serta menciptakan lingkungan yang mendukung agar siswa merasa bangga dan bertanggung jawab terhadap citra sekolah mereka. Dengan langkah-langkah yang tepat, siswa bukan hanya menjadi bagian dari proses belajar, tetapi juga agen perubahan yang turut membangun reputasi sekolah di mata publik.
Opini ini ditulis oleh: Muhammad Saddam (Mahasiswa semester 3 Prodi MPI STAIHA Bawean), Editor: Muwafiqus Shobri (Dosen Prodi MPI STAIHA Bawean).